Jumat, 20 September 2013

CINTA ITU, KAMU

Cinta Itu, Kamu

(Moammar Emka)

Kepada kamu, cinta itu... Ingin kuawalkan, dan kuakhirkan          

v  Cinta Secukupnya

Aku tak pernah berpikir mencintaimu, walaupun Cuma sekejap.. Tapi yang terjadi tak ubahnya alur nasib yang erbalik. Aku mencintaimu sejak pertama, saat lembut sapamu terucap dengan mata yang lugu menggugat.
Kuasamu atas hatiku merambah belantara rindu yang tak putus-putus menciumi titik pengakhirannya. Merunduk malu dalam hasrat yang bergegas tulus untuk mencintaimu selamanya. Hanya padamu, kucari segala muara untuk bahagia yang kucercap di bibir yang tak lagi punya kata untuk memuji dan berjanji, aku cinta ternyata !
Aku tak pernah bisa marah, karena kau adalah anugrah terindah yang mendekap barisan hariku penuh bahgia tumpah ruah sepotong senyuman yang kau titipkan pada arakan senja, menghapus kesalku jadi tawa merekah. Dan rinduku tiba-tiba dipenuhi keindhan yang berlimpah

v  Jiwa-Jiwa Yang Patah

Detik yang kuratapi menjepit segala ruang yang kusinggahi. Beribu catatan tentang cinta dan penantian yang kualamatkan untuk satu nama, telah sampai pada titik penghabisan. Tak ada lagi celah untuk pengecualian... segala dalil untuk membuatku kembali menghunus damba, kuingkari dengan membiarkan kecewa dan laraku mengendap dalam emosi yang membara. Membunuh rindu untuk bangkit lagi. Menenggelamkan janji setia pada altar tak berpenghuni... yang kulihat hanya bayangan kesepian mencekik, menggulum warasku, tak tersisa yang kudekap hanya kesendirian di atas jejek kenangan menyakitkan... Kemana akan kubawa duka yang bertahtaini ?, Berlindung tak ada payung yang membentang, menagis tak ada sandaran, Lembap udara yang berembus, mengundang debu merangkul nelangsaku. Memungut serpihan cinta yang menghilang ditelan senja kala. Masih adakah sejumput bahagia menjelma ?, aku masih saja mengasah mimpi menjadi nyata.

v  Kepada kamu cinta itu

Kepadamu cinta itu, kuyakinkan pasti, jika itu jawaban yang ingin kusampaikan untuk cerita indahmu, hari ini esok dan nanti... seperti harapanku yang ingin tenggelam dalam magismu di senja yang mungkin mengatup. Merebahkan emosi dalam tatap ceria yang terpendar dari indah dua bola matamu. Betapa dahaga ingin kuletupkan sejuta puisi keindahan untuk setiap inci kenangan yang telah tercipta detik itu merengkuhku di timang mentari yang mulai menguning, dan luluh dalam dahaga rindu yang meletup bisu. Hadirmu yang selalu membuatku bahagia..
Dan maafkan jika aku tak mampu lagi menyembunyikan perasaan ini. Maafkan jika aku selalu ingin menyemayamkan wajahmu dalam asa yang tak henti membasuh sepiku. Maafkan jika aku selalu menyulam benang rindu di setiap jejak pijak. Maafkan jika aku tak mampu menahan rindu yang bergejolak hingga mata ini enggan terlelap sampai bisa kubingkai indah matamu dalam mimpiku. Maafkan lah aku...

v  Kepadamu curahan hatiku berpijak

Tuhan aku selalu ingin menghabiskan setiap detik bersamanya. Kata kata ini yang selalu terlontar dari hatiku yang tak bisa ku hindari. Siapalagi kalau bukan engkau, yang di mataku tak pernah basi. Seperti pagi yang selalu memberikan benderang untuk bumi, setelah malam membabu buta menenggalamkannya dalam gelap. Setelah semua makin jelas di mataku, aku juga belum beranjak pergi. Apakah ini kebodohan? Barangkali, iya. Tapi peduli apa? Bisa mencintaimu sudah cukup bagiku, kalaupun penantianku harus terlunta-unta, dan akhirnya tak juga menemui titik muaranya, biarlah itu aku anggap sebagai batu ujian yang harus aku lewati, tak penting apakah aku lulus atau diam di tempat. Yang pasti aku telah melakukan apa yang seharusnya, bukan apa yang aku reka-reka. Mungkin aku ini bodoh, menunggu cinta semu dengan damba seribu dan dibalut kesendirian. Setiap waktu yang berlalu adalah bait-bait kesendirian dan penantian yang terus melilit.

v  Kata-Kata Cinta Dalam Dua Tanda

Aku adalah kenang-kunang, dalam gelap aku terang, dalam gelap aku indah. Aku hanyalah kunang-kunang dan engkau hanyalah senja, saat gelap kita berbagi, saat gelap kita abadi.

Apa yang kita ingat dari kenangan-kenangan yang terekam oleh kita?. Nama tempat, nama permainan, nama teman atau kejadian, adalah hal-hal yang mungkin lambat laun akan terlupa tapi tidak dengan rasa.

Cinta yang sejati, cinta yang ketika kira sudah pergi, ternyata Cuma bersembunyi menunggu untuk kembali lagi. Cinta yang ternyata tidak buta karena dia selamanya akan menuntun aku, menuntun kamu, menuntun kita

Menjamu pagi, tanpamu seperti biasa, kangen pun hadir sebagai tamu tanpa jemu. Sedang apa kamu??
Sekiranya cinta melukis bahagiamu malam ini aku inginkan ia setia mendampingimu di setiap jejakmu menjagamu dari setiap luka yang coba mengecupmu.. semoga cinta selalu ada untukmu, secukupnya tak kurang tak lebih. Semoga senyummu mendakwah indah tidurmu...

Bagiku kau adalah sebuah kejutan yan selalu menghadirkan getar baru.. kapan pun itu

Inginku Cuma satu : menjadikanmu yang terindah meski hatimu belum juga terjamah.

Lebih baik diam mencumbu kesendirian, daripada sapa dan rinduku tak menjemput nyata di ujung penantian.

Kenapa mesti ada rindu di setiap kali kita berjarak membuatku linglung dalam gerak, bersimbah gelisah yang mengurai binar wajahmu. Aku hanya ingin di dekatmu detik ini

Aku mulai terbiasa denganmu, sebaris hari yang berlalu begitu bermakna, memintal rasa nyaman yang setia menggelitik tindu tanpa enggan.

Hanya sampai detik ini aku bertahan. Tak kuasa kemenepikan rindu ini. Makin kutahan, ia makin bertahta di atas singgasana hati. Biarlah aku menikmati ini




0 komentar:

Posting Komentar