Pengertian
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat
parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan
menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung
sejumlah kecil asam
nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya)
yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi
baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang
dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang
menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak
jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang
menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti
sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup
karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas jika tidak
berada dalam sel inang. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu
terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu
burung), atau
tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
Etimologi
Kata virus adalah kata bahasa Latin untuk racun dan substansi beracun lainnya, yang
pertama kali digunakan di Bahasa Inggris tahun 1392. Definisi "agen yang
menyebabkan infeksi penyakit" pertama kali digunakan tahun 1728, sebelum
ditemukannya virus sendiri oleh Dmitry Iwanovsky tahun 1892.
Sejarah penemuan
·
Virus telah menginfeksi sejak jaman
sebelum masehi, hal tersebut terbukti dengan adanya beberapa penemuan-penemuan
yaitu laporan mengenai infeksi virus dalam hieroglyph di Memphis, ibu kota
Mesir kuno (1400SM) yang menunjukkan adana penyakit poliomyelitis, selain itu, Raja Firaun Ramses V meninggal pada tahun 1196 SM dan
dipercaya meninggal karena terserang virus Smallpox.
·
Pada jaman sebelum masehi, virus
endemik yang cukup terkenal adalah virus Smallpox yang menyerang masyarakat
cina pada tahun 1000. Akan tetapi pada pada tahun 1798 , Edward Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu memiliki kekebalan
terhadap virus pox. Hal tersebut diduga karena Virus Pox yang terdapat pada
sapi, melindungi manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang dipahami kemudian
merupakan pelopor penggunaan vaksin.
·
Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert
Koch
mengemukakan suatu "germ theory" yaitu bahwa mikroorganisme merupakan
penyebab penyakit. Pada saat itu juga terkenal Postulat
Koch yang
sangat terkenal hingga saat ini yaitu :
1. Agen penyakit harus ada di dalam setiap kasus penyakit
2. Agen harus bisa diisolasi dari inang dan bisa ditumbuhkan
secara in vitro
3. Ketika kultur agen muri diinokulasikan ke dalam sel inang
sehat yang rentan maka ia bisa menimbulkan penyakit
4. Agen yang sama bisa di ambil dan diisolasi kembali dari
inang yang terinfeksi tersebut
·
Penelitian mengenai virus dimulai
dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut
memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan
bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi
sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil
menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit
tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan
tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
·
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau
yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit
mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri
penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati
saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus
saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di
dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya
menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer
antartanaman. Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri,
melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa
penyakit.
·
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan
bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang
tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa
patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
·
Pendapat Beijerinck baru terbukti
pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika
Serikat berhasil
mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai
virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus
yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche,
E. Pfankuch, dan H. Ruska.
·
Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan jika ayam yang sehat diinduksi dengan sel tumor
dari ayam yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga akan terkena
kanker. Selain itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor dari ayam yang sakit lalu menyaring
sari-sarinya dengan pori-pori yang tidak dapat dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di
suntikkan dalam sel ayam yang sehat dan ternyata hal tersebut juga dapat
menyebabkan kanker. Rous menyimpulkan kanker disebabkan karena sel virus pada
sel tumor ayam yang sakit yang menginfeksi sel ayam yang sehat. Penemuan
tersebut merupakan penemuan pertama virus onkogenik, yaitu virus yang dapat menyebabkan
tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).
·
Pada tahun 1933, Shope
papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma virus (CRPV)yang ditemukan
oleh Dr Richard E Shope merupakan model kanker pertama pada manusia yag disebabkan
oleh virus. Dr Shope melakukan percobaan dengan mengambil filtrat
dari tumor pada hewan lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan
ternyata timbul tumor pada kelinci tersebut
·
Wendell Stanley merupakan orang pertama yang berhasil mengkristalkan virus
pada tahun 1935. Virus yang dikristalkan merupakan Tobacco Mozaic Virus (TMV). Stanley mengemukakan bahwa
virus akan dapat tetap aktif meskipun setelah kristalisasi.
·
Martha Chase dan Alfred
Hershey pada
tahun 1952 berhasil menemukan bakteriofage. Bakterofage merupakan virus yang memiliki inang
bakteri sehingga hanya dapat bereplikasi di dalam sel bakteri.
Struktur dan anatomi virus
Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik
tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid.
Virus adalah organisme subselular yang karena ukurannya
sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring
dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil
daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan
mikroskop cahaya.[9]
Genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA
untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain
itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler.
Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan
beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan
manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai
tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan
pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung
tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk
bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri
atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak
subunit protein yang disebut kapsomer.
Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral
berisi asam nukleat dan ekor untuk menginfeksi inang.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya
disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya,
pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA
membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein
dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh
lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan
oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi
dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Virus cacar air memiliki selubung virus.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara
keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus
heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400
nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan
untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu
sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis
B memiliki angka T=4, butuh 240
protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian
jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein
kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.
Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang
membantunya menginfeksi inang.Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu
membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi
juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain
protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim
di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang
melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan
oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus disebut
virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen
selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
Patogenesis Virus
Macam-macam infeksi virus
Virus dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan berbagai
akibat bagi inangnya. ada yang berbahaya, namun juga ada yang dapat ditangani
oleh sel imun dalam tubuh sehingga akibat yang
dihasilkan tidak terlalu besar.
1.
Infeksi Akut
infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat namun dapat juga berakibat fatal. Akibat dari infeksi akut adalah :
* Sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total)
* Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : polio
* Berlanjut kepada infeksi kronis
* Kematian
infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat namun dapat juga berakibat fatal. Akibat dari infeksi akut adalah :
* Sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total)
* Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : polio
* Berlanjut kepada infeksi kronis
* Kematian
2.
Infeksi Kronis
Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada resiko gejala penyakit muncul kembali. Contoh dari infeksi kronis adalah :
* Silent subclinical infection seumur hidup, contoh : cytomegalovirus( CMV)
* Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh : HIV * Reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh : shingles[15]
* Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV, HCV
* Kanker contoh : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.
Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada resiko gejala penyakit muncul kembali. Contoh dari infeksi kronis adalah :
* Silent subclinical infection seumur hidup, contoh : cytomegalovirus( CMV)
* Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh : HIV * Reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh : shingles[15]
* Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV, HCV
* Kanker contoh : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.
Replikasi virus
Replikasi virus terdiri atas beberapa tahapan-tahapan yaitu
pelekatan virus, penetrasi, pelepasan mantel, replikasi genom dan ekspresi gen,
perakitan, pematangan, dan pelepasan.
Pelekatan Virus
Pelekatan virus merupakan proses interaksi awal antara
partikel virus dengan molekul reseptor pada permukaan sel inang. Pada
tahap ini, terjadi ikatan spesifik antara molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada virus. Beberapa jenis virus
memerlukan molekul lainnya untuk proses pelekatan yaitu koreseptor.
Molekul reseptor yang target pada permukaan sel dapat
berbentuk protein (biasanya glikoprotein) atau residu karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid.
Beberapa virus kompleks seperti poxvirus dan herpesvirus memiliki lebih dari satu reseptor
sehingga mempunyai beberapa rute untuk berikatan dengan sel.
Reseptor virus mempunyai beberapa kelas yang berbeda :
·
molekul immunoglobulin-like
superfamily
·
reseptor terkait membran
·
saluran dan transporter transmembran
Beberapa contoh virus beserta reseptor yang dimiliki :
·
Human Rhinovirus (HRV)
Human Rhinovirus memiliki reseptor ICAM-1(Intracelluler
adhesion molecule-1). Molekul tersebut merupakan molekul adhesi yang fungsi
normalnya adalah untuk mengikatkan sel kepada substratnya. struktur ICAM-1 mirip dengan
molekul imunoglobulin dengan domain C dan V sehingga digolongkan
sebagai protein supefamily immunoglobulin
Struktur ICAM-1 memiliki lima Ig-like domain untuk berikatan
dengan Lfa-1 (Leukocite function antigen-1), Mac-1 (Macrofage antigen-1), Rhinovirus (HRV), fibrinogen, dan PFIE (malaria infected erythocytes). 10 serotipe dari HRV menggunakan ICAM-1 sebagai
reseptor, sepuluh serotipe lainnya menggunakan protein yang beruhubungan dengan
LDL reseptor.
·
Poliovirus
mempunyai reseptor virus berupa protein
membran integral
yang juga anggota dari molekul superfamily immunoglobulin. Reseptor ini
memiliki tiga domain yaitu satu berupa variabel dan dua
konstan.
·
Virus influenza
Virus ini mempunyai dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel virus yaitu
hemagglutinin (HA) dan neuraminidase. HA akan berikatan dengan reseptor
virus influenza yang berupa asam sialat (N-asetil neuraminic acid).
virus ini berikatan dengan muatan negatif dari moieties asam sialat yang ada pada rantai oligosakarida yang secara kovalen berikatan
dengan glikoprotein pada permukaan sel. adanya asam sialat pada hampir semua
jenis sel menyebabkan virus influenza bisa berikatan dengan banyak tipe
sel.
Penetrasi
Penetrasi terjadi pada waktu yang sangat singkat setelah
pelekatan virus pada reseptor di membran
sel. Proses ini memerlukan energi Tiga
mekanisme yang terlibat:
·
Translokasi partikel virus
Proses translokasi relatif jarang terjadi di antara virus
dan mekanisme belom sepenuhnya dipahami benar, kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam virus kapsid dan reseptor
membran spesifik.
Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler
proses endositosis merupakan mekanisme yang sangat
umum sebagai jalan masuk virus ke dalam sel. Tidak diperlukan protein virus spesifik
selain yang telah digunakan untuk pengikatan reseptor.
·
fusi dari envelope dengan membran
sel (untuk virus yang berenvelope)
Proses fusi virus berenvelop dengan membran sel baik secara
langsung maupun dengan permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam
sitoplasma. Diperlukan adanya protein fusi spesifik dalam envelop virus,
misalnya : HA influenza dan glikoprotein transmembran (TM) Rhinovirus.
Pelepasan Mantel
Tahap ini terjadi setelah proses penetrasi dimana kapsid
virus baik seluruhnya maupun sebagian dipindahkan ke dalam sitoplasma sel
inang. Pada tahap ini genom virus terekspos dalam bentuk kompleks
nukleoprotein. Dalam beberapa kasus, tahap ini berlangsung cukup sederhana dan
terjadi selama fusi pada membran virus dengan membran plasma. untuk virus lainnya, tahap ini merupakan proses multistep
yang melibatkan jalur endositosis dan membran nukleus.
Replikasi Genom dan Ekspresi Gen
Strategi replikasi dari beberapa virus tergantung pada
material genetik alami dari virus tersebut. Dalam hal ini, virus dibagi dalam 7
kelompok seperti pengelompokan [[David Baltimore]. Proses ekspresi gen akan
menentukan semua proses infeksi virus (akut, kronis, persisten, atau laten).
·
Kelas I : DNA Utas Ganda
Kelompok ini dibagi menjadi dua kelompok :
1. Replikasi terjadi di inti dan relatif tergantung kepada
faktor-faktor seluler (Adenoviridae, Polyomaviridae, Herpesviridae)
2. Replikasi terjadi di sitoplasma (Poxviridae). virus ini
melibatkan semua faktor-faktor yang penting untuk transkripsi dan replikasi
dari genomnya, dan kebanyakan tidak tergantung pada perangkat replikasi dari
inangnya
·
Kelas II : DNA Utas Tunggal
Replikasi terjadi di dalam nukleus, melibatkan bentuk utas
ganda intermediate sebagai cetakan untuk sintesis utas tunggal DNA turunannya
(Parvoviridae)
·
Kelas III : RNA Utas Ganda
Virusnya memiliki genom yang tersegmentasi. masing-masing
segmennya ditranskripsi secara terpisah untuk menghasilkan monosistronik mRNA
individual. contoh : Reoviridae
·
Kelas IV : RNA Utas Tunggal (+)
Virus dengan polisistronik mRNA dimana kelas ini genom RNA
membentuk mRNA yang ditranslasikan untuk membentuk suatu polyprotein yang
dipecah membentuk protein matang. Contoh : Picornaviridae
·
Kelas V : RNA Utas Tunggal (-)
Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe :
1. Genom tidak bersegmen (Rhabdoviridae), Tahap pertama dalam
replikasi adalah transkripsi dari genom RNA utas (-) oleh virion RNA-dependent
RNA polimerase untuk menghasilkan monosistronik mRNA yang juga sebagai cetakan
untuk replikasi genom.
2. Genom bersegmen (Orthomixoviridae), replikasi terjadi di
dalam nukleus dimana monosistronik mRNA untuk masing-masing gen virus
dihasilkan oleh transkriptase virus.
·
Kelas VI : RNA Utas Tunggal (+)
dengan DNA Intermediate
Genom Retrovirus RNA utas tunggal (+) bersifat diploid dan
tidak dipakai secara langsung sebagai mRNA tetapi sebagi template untuk reverse
transkriptase menjadi DNA.
·
Kelas VII : DNA Utas Ganda
dengan RNA Intermediate
Virus kelompok ini bergantung kepada reverse transkriptase,
tetapi berbeda dengan retrovirus, prosesnya terjadi di dalam partikel virus
selama maturasi (Hepadnaviridae).
Perakitan
Perakitan merupakan proses pengumpulan komponen-komponen
virion pada bagian khusus di dalam sel. Selama proses ini, terjadi pembentukan
struktur partikel virus. Proses ini tergantung kepada proses replikasi di dalam sel dan tempat di mana
virus melepaskan diri dari sel. mekanisme perakitan bervariasi untuk virus yang
berbeda-beda. Contoh : proses perakitan Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus terjadi di sitoplasma, sementara itu proses perakitan Adenovirus , Poliovirus, dan Parvovirus terjadi di nukleus.
Pematangan
Pematangan merupakan tahap dari siklus hidup virus dimana
virus bersifat infeksius. pada tahap ini terjadi perubahan
struktur dalam partikel virus yang kemungkinan dihasilkan oleh pemecahan
spesifik protein kapsid untuk menghasilkan produk yang matang. protease virus dan enzim seluler lainnya biasanya terlibat
dalam proses ini.
Pelepasan
Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel
inang melalui dia mekanisme :
·
untuk virus litik (semua virus non-selubung),
pelepasan merupakan proses yang sederhana, dimana sel yang terinfeksi terbuka
dan virus keluar.
·
untuk virus berselubung, diperlukan membran lipid ketika virus keluar dari sel
melewati membran , proses ini dikenal sebagai budding.
Proses pelepasan partikel virus kemungkinan bisa merusak
sel(Paramyxovirus, Rhabdovirus, dan Togavirus) , dan kemungkinan sebagian lagi
tidak merusak sel (Retrovirus).
Klasifikasi virus
Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan
cara penyebaran, dan genomik fungsional.
·
Klasifikasi virus berdasarkan
morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (envelope) menjadi 4
kelompok, yaitu :
3. Virus berselubung
4. Virus non-selubung
Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi
menjadi:
3. Arbovirus
·
Klasifikasi virus berdasarkan
genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur
fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:
1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
3. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
4. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
5. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
6. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
7. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara
Contoh-contoh virus
Virus RNA
Virus RNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa RNA, kelompok yang tergolong dalam
kelompok ini adalah virus kelas III, IV, V, dan VI. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam
kelompok ini adalah Retroviridae, Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan
Arbovirus.
Retroviridae
Retroviridae merupakan virus berbentuk ikosahedral. Virus ini memiliki genom RNA berjumlah dua buah yang keduanya
identik dan memiliki polaritas positif yang nantinya akan
diekspresikan menjadi enzim polimerase yang unik yaitu reverse traskriptase yang berguna untuk mengubah RNA
menjadi DNA. DNA yang dihasilkan nantinya akan berintegrasi ke dalam DNA sel
inang sebagai provirus. Virus ini termasuk ke dalam virus
yang ganas, dapat menyebabkan penekanan sistem kekebalan tubuh dan juga tumor. Sifatnya yang ganas tersebut
disebabkan salah satunya karena virus ini mudah mengalami mutasi.
Salah satu genus dari famili ini yang paling terkenal adalah
genus Lentivirus, yang contoh spesiesnya adalah HIV 1 dan 2.
Picornaviridae
Picornaviridae merupakan berukuran kecil. Virus ini memiliki
genom RNA dengan polaritas positif sehingga termasuk virus kelas IV dalam
klasifikasi Baltimore. Virus dalam famili ini mampu menyebabkan banyak penyakit
pada manusia, di antaranya adalah penyakit polio yang disebabkan oleh
Poliovirus dan flu ringan yang disebabkan oleh Rhinovirus.
Orthomixoviridae
Orthomoxoviridae merupakan virus yang memiliki selubung
dengan materi genetik RNA bersegmen berpolaritas negatif
sehingga virus ini termasuk dalam kelas V dalam klasifikasi Baltimore. Ciri
khas dari virus ini adalah virus ini memiliki protein permukaan yang merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA). Hemmaglutinin merupakan
bagian virus yang menempel pada sel target oleh sebab itu antibodi terhadap hemmaglutinin dapat
melindung dari infeksi virus. Neuraminidase berperan untuk melepaskan virion dari sel oleh sebab itu antibodi
terhadap NA dapat menekan tingkat keparahan infeksi virus.
Virus ini di klasifikasikan menjadi empat kelompok
yaitu :
1.
Influenza tipe A
Influenza tipe A merupakan virus yang menginfeksi berbagai spesies baik manusia, burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air(anjing laut dan paus). Virus influenza tipe A dapat mengalami antigenic drift dan antigenic shift.
Antigenic drift adalah terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein Hemmaglutinin. Hal tersebut menyebabkan antibodi yang ada tidak dapat mengenalinya lagi. Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya endemik musiman.
Antigenic shift adalah munculnya subtipe barus virus influenza yang disebabkan karena penggabunggan genetik antara manusia dengan virus hewan atau dengan transmisi langsung dari hewan unggas ke manusia. karena tidak ada atau sedikitnya imunitas terhada virus baru, maka pandemik dapat terjadi.
Influenza tipe A merupakan virus yang menginfeksi berbagai spesies baik manusia, burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air(anjing laut dan paus). Virus influenza tipe A dapat mengalami antigenic drift dan antigenic shift.
Antigenic drift adalah terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein Hemmaglutinin. Hal tersebut menyebabkan antibodi yang ada tidak dapat mengenalinya lagi. Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya endemik musiman.
Antigenic shift adalah munculnya subtipe barus virus influenza yang disebabkan karena penggabunggan genetik antara manusia dengan virus hewan atau dengan transmisi langsung dari hewan unggas ke manusia. karena tidak ada atau sedikitnya imunitas terhada virus baru, maka pandemik dapat terjadi.
2. Influenza tipe B
3. Influenza tipe C
4.
Tick-Borne Influenza
virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.
virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.
Arboviruses
Arbovirus merupakan singkatan dari ARthropoda-BOrne virus
yaitu virus yang berasal dari kelompok Arthropoda.[30] Arbovirus dibagi menjadi empat
famili yaitu :
2. Flaviviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis C virus dan Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis C virus dan Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.
3. Bunyaviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah California encephalitis virus (CE) yang menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah California encephalitis virus (CE) yang menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.
4. Reoviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang menyebabkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan diare epidemik pada anak-anak
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang menyebabkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan diare epidemik pada anak-anak
Virus DNA
Virus DNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa DNA, kelompok yang tergolong dalam
kelompok ini adalah virus kelas I, II, VII. Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam
kelompok ini adalah Herpesviridae, Parvoviridae, dan Poxviridae.
Herpesviridae
Herpesviridae merupakan kelompok virus berukuran besar
dengan materi genetik DNA utas ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1
dalam klasifikasi baltimore. Virus dalam kelompok ini dapat menyebabkan
penyakit ganas dan juga dapat menyebabkan kelainan pasca kelahiaran pada bayi.
Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu :
1.
AlphaHerpesvirus
Virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul saat itu juga. infeksi virus ini bersifat laten persisten disebabkan karena kemampuan genom virus ini untuk berintergrasi dengan sel inang. jika kondisi inang sedang lemah, maka ada kemungkinan penyakit dapat muncul kembali pada tempat yang sama.
contoh dari virus ini adalah Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ) virus.
Virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul saat itu juga. infeksi virus ini bersifat laten persisten disebabkan karena kemampuan genom virus ini untuk berintergrasi dengan sel inang. jika kondisi inang sedang lemah, maka ada kemungkinan penyakit dapat muncul kembali pada tempat yang sama.
contoh dari virus ini adalah Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ) virus.
2.
Beta Herpesvirus
Virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang akut akan tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier. virus ini menyebabkan infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit kongenital).
contoh dari virus ini adalah Cytomegalovirus.
Virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang akut akan tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier. virus ini menyebabkan infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit kongenital).
contoh dari virus ini adalah Cytomegalovirus.
3.
Gamma Herpesvirus
Virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas.
contoh dari virus ini adalah Epstein-Barr virus
Virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas.
contoh dari virus ini adalah Epstein-Barr virus
Parvoviridae
Parvoviridae merupakan virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau
negatif sehingga termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore. Virus ini
tidak memiliki selubung virus dan merupakan virus manusia yang
berukuran paling kecil. Virus merupakan virus yang tidak sempurna sehingga
perlu berasosiasi dengan adenovirus sehingga sering disebut
Adeno-Associated Virus(AAV). Salah satu contoh kelompok ini adalah virus B-19 yang dapat menyebabkan cacat atau
keguguran pada janin.
Poxviridae
Poxviridae merupakan virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus ini di
termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi
Baltimore. Ciri
khas dari virus ini adalah virus ini memiliki morfologi besar dan kompleks.
Virus yang terkenal dalam kelompok ini adalah Smallpox. Smallpox cukup
terkenal karena menimbulkan pandemik yang sangat besar diseluruh dunia.
sekarang virus Smallpox sudah dimusnahkan.
Peranan Virus dalam Kehidupan
Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi
genetika. Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam
virus diubah menjadi gen baik (penyembuh). Baru-baru ini David Sanders, seorang
profesor biologi pada Purdue's School of Science telah menemukan cara
pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan. Dalam temuannva yang dipublikasikan
dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember 2002, David Sanders berhasil
menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru). Meskipun
demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia,
hewan, dan tumbuhan.
Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada
manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan
terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari
inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus
campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies
menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired
immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya
daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang
secara khusus menyerang sel darah putih. Tabel berikut ini memuat beberapa
macam penyakit yang disebabkan oleh virus.
Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi
hewan dan tumbuhan. Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau
petani akibat ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang berkurang.
Penyakit hewan akibat virus
Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa
unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV).
Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan
kerbau. Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV). Penyakit
rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet,
disebabkan oleh virus rabies.
Penyakit tumbuhan akibat virus
Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman
tembakau. Penyebabnya adalah tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni
jenis penyakit yang menyerang tanaman padi. Penyebabnya adalah virus Tungro. Penyakit
degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus vein
phloem degeneration (CVPD).
Penyakit manusia akibat virus
Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus
adalah pilek (yang bisa saja disebabkan oleh satu atau beberapa virus
sekaligus), cacar, AIDS (yang disebabkan virus HIV), dan demam herpes (yang disebabkan virus herpes simpleks). Kanker leher rahim juga diduga disebabkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil), yang
memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara
kanker dan agen-agen infektan. Juga ada beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai
penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab
kepada penyakit psikiatris pada manusia.
Potensi virus untuk menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan
kekhawatiran penggunaan virus sebagai senjata
biologis.
Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya cara penciptaan varian virus
baru di laboratorium.
Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali
virus sejenis cacar, yang telah menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah
manusia, dan mampu menyebabkan kepunahan suatu bangsa. Beberapa suku bangsa Indian telah punah akibat wabah, terutama
penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa. Meskipun sebenarnya diragukan
dalam jumlah pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam jumlah besar.
Penyakit ini secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di
dunia baru Amerika.
Salah satu virus yang dianggap paling berbahaya adalah filovirus. Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola. Filovirus adalah virus berbentuk
panjang seperti cacing, yang dalam jumlah besar tampak seperti sepiring mi.
Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan terjadinya
penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 hingga 2005, kejadian ini menjadi epidemi
terburuk di dalam kehidupan manusia.
Diagnosis di laboratorium
Deteksi, isolasi, hingga analisis suatu virus biasanya
melewati proses yang sulit dan mahal. Karena itu, penelitian penyakit akibat
virus membutuhkan fasilitas besar dan mahal, termasuk juga peralatan yang mahal
dan tenaga ahli dari berbagai bidang, misalnya teknisi, ahli biologi molekular, dan ahli virus. Biasanya proses ini dilakukan oleh lembaga
kenegaraan atau dilakukan secara kerjasama dengan bangsa lain melalui lembaga
dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pencegahan dan pengobatan
Karena biasanya memanipulasi mekanisme sel induknya untuk
bereproduksi, virus sangat sulit untuk dibunuh. Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling
efektif adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami
tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat
infeksi virus.
Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus biasanya
disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan virus. Efek samping penggunaan antibiotik adalah
resistansi bakteri terhadap antibiotik. Karena itulah diperlukan pemeriksaan
lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri
atau virus.
Virus penyakit dapat masuk ke dalam tubuh manusia dengan
beragam cara, di antaranya melalui :
·
Makanan dan minuman
·
Udara
·
Pakaian
·
Transfusi darah
·
Air
·
Air liur