Kamis, 19 Februari 2015
RANGKUMAN FISIKA IPA
Pelajaran fisika lebih banyak menghitung dan hanya beberapa bab saja yang berisi materi selebihnya banyak rumus yang harus di pakai. gak perlu repot repot lihat buku dalam dukumen ini pelajaran dari kelas 10 sampai 12 yang berisi Rangkuman Rumus-Rumus lengkap.seperti angga penting usaha kalur kapasitir termodinamika implus dan banyak lagi Tinggal Download gampang kan. saran nih lebih baik di prin jadi gak perlu lihat komputer atau laptop kalau lagi penting tinggal baca.
Minggu, 15 Februari 2015
Makalah Pengaruh Faktor Eksternal Pada Pertumbuhan Tumbuhan
Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh cahaya air dan nutrisi
terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau
Landasan Teori
Pertumbuhan adalah proses
bertambahnya ukuran (diantarnya volume, massa, dan tinggi) serta jumlah sel
secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Pertumbuhan
bersifat kuantitatif (dapat diukur) menggunakan auksanometer. Pertumbuhan
terjadi karena pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi
akibat pembelahan mitosis pada jaringan bersifat meristematik. Contoh,
pertambahan tinggi batang dan jumlah daun.
Perkembangan adalah proses
terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan fungsi tertentu yang mengarah ke
tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif (tidak dapat dihitung) dan
irreversible.
Maklah Ini Berdasarkan Pengamatan Sendiri yang dilakukan selama 7 hari secara berturut turut untuk melihat pertumbuhan dan pekrbnagan dari biji kecambah yang di tamnam melakui 3 media yaitu media air, media pupuk, dan media cahaya. untuk lebih lengkapnya silahkan langsung download makalahnya
LAPORAN PRAKTIKUM INGENHOUSZ
Salah satu contoh proses metabolisme (anabolisme) yang
sering kita dengar adalah proses fotosintesis. Proses tersebut terjadi pada
tumbuhan berklorofil, tepatnya pada jaringan tiang / palisade dan bunga karang
pada mesofil daun. Pada sel palisade atau bunga karang, proses ini terjadi di
dalam sebuah organel yaitu kloroplas. Seperti yang telah diketahui, proses ini
hanya dapat terjadi pada saat ada cahaya. Cahaya itu dapat berupa cahaya
matahari maupun cahaya lampu, yang penting dalam cahaya tersebut terdapat sinar
putih yang merupakan spektrum cahaya dari cahaya mejikuhibiniu (merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu).
Selain cahaya matahari, proses fotosintesis juga membutuhkan karbon dioksida
dan air.
yu langsung aja di Download Laporannya untuk tau lebih lengkapnya :D
Sabtu, 07 Juni 2014
Percobaan titrasi asam lemah dan basa kuat
Titrasi Asam Lemah dan Basa Kuat
Tujuan
:
Melakukan titrasi asam basa untuk menentukan
konsentrasi dan kadar suatu larutan beserta grafiknya
Landasan
Teori :
Titrasi adalah penambahan larutan baku (larutanyang
telah diketahui dengan tepat konsentrasinya) ke dalam larutan lain
denganbantuan indikator sampai tercapai titik ekuivalen. Titrasi dihentikan
tepat padasaat indikator menunjukkan perubahan warna. Saat perubahan warna
indikatordisebut titik akhir titrasi
perubahan pH pada reaksi asam–basa. Suatu asam yang
mempunyai pH kurang dari 7 jika ditambah basa yang pH–nya lebih dari 7, maka pH
asam akan naik, sebaliknya suatu basa jika ditambah asam, maka pH basa akan
turun. Apabila penambahan zat dilakukan tetes demi tetes kemudian dihitung
pH–nya akan diperoleh kurva titrasi, yaitu grafik yang menyatakan pH dan jumlah
larutan standar yang ditambah.
Alat
dan Bahan :
1
|
Buret
|
50
ml
|
2
|
Corong
|
|
3
|
Pipet
volume
|
10
ml
|
4
|
Erlanyer
|
250
ml
|
5
|
Gelas
kimia
|
250
ml
|
6
|
Larutan
NaOH
|
50
ml
|
7
|
Larutan
CH3COOH
|
50
ml
|
8
|
Ndikator
fenolftalein
|
|
9
|
Labu
ukur
|
250
ml
|
Cara
Kerja
1.
Bersihkan buret dan bilas dengan larutan
NAOH sebanyak 3 kali
2.
Masukkan larutan NaAOH kedalam Buret
menggunakan corong sampai volume melebihi skala nol buret. Atur volume pada
larutan NAOH pada buret tepat skla nol.
3.
Ambil 20 ml larutan cuka menggunakan pipet
volume dan masukkan ke dalam labu ukur 250 ml, kemudian encerkan ! ambil
larutan cuka encer 10 ml dan masukkan kedalam erlenmeyer
4.
Tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein
5.
Lakukan titrasi dengan menetesi NAOH dari
buret secara perlahan sampai larutan berubah warna menjadi merah
6.
Ukur pH
titrasi setiap 1 ml NAOH menggunakan pH-meter atau kertas indikator
universal !
7.
Hentikan titirasi dan catat larutan volume
larutan NAOH dalam buret
8.
Hitung selisih bolume semula dengan volume
akhir larutan NAOH dalam buret
9.
Ulagi percobaan sekali lagi
10. Hitung
konsentrasi larutan CH3COOHA dengan rumus
N1.V1 = N2.V2
Data
Hail Pengamatan
Volume CH3COOH
|
Volume NaOH
|
pH Campuran
|
20 ml
|
13 ml
|
9
|
Pembahasan
Titrasi adalah penambahan larutan baku (larutanyang
telah diketahui dengan tepat konsentrasinya) ke dalam larutan lain dengan bantuan
indikator sampai tercapai titik ekuivalen. Titrasi dihentikan tepat pada saat
indikator menunjukkan perubahan warna. Saat perubahan warna indikator disebut
titik akhir titrasi
Titrasi juga merupah metode yang digunakan untuk
menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah di ketehui
agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis. Titasi asam-basa
merupakan suatu cara yang cukup teliti untuk menentukan konsentrasi suatu asam
maupun basa
Pada percobaan saya dan Rio Rajamia, volume CH3COOH 20
ml di campurkan dengan NaOH yang di masukkan ke dalam buret hingga volumenya berada di skala nol, larutan
CH3COOH 20 ml yang konsentrasinya belum di ketahui itu di masukkan kedalam
erlenmeyerdan di teteskan 3 indikator fenolftalein lalu di teteskan larutan
NaOH dari buret sedikit demi sedikit hingga warnanya berubah menjadi Merah
Muda. Dan di ukur menggunakan indikator universal yang menghasilakan pH 9 ,
jadi pH campuran antara CH3COOH dan NaOH adalah 9
Lalu kami membandingkan menggunakan rumus apakah sama
pH pada perhitungan dengan percobaan
Menggunakan perhitungan
M1NaOH
= 13 ml
V1 NaOH
= 0,1 M
M2 CH3COOH = ?
V2 CH3COOH
= 20 ml
M1 V1 = M2 V2
Jadi M2 = M1.V1/ V2
= 13ml . 0,1M / 20 ml
=
0,065
Jadi konsentrasi dari CH3COOH adalah 0,065
Setelah
kita mendapatkan konsentrasi dari CH3COOH, hitung mol masing masing larutan
Dengan
rumus Mol = M X V
Mol NaOH =
13 ml . 0,1 M
=
1,3
mmol
Mol
CH3COOH = 20 ml . 0,065M
= 1,3
mmol
Setelah
kita mendapatkan masing masing mol maka kita reaksikan
NaOH (aq) + CH3COOH (aq) - - - - > NaCH3COO (aq) + H20 (l)
M 1,3 1,3 -
R 1,3 1,3 1,3 1,3
A - - 1,3 1,3
Dari
reaksi ni garam dari basa kuat dan asam lemah terbentuk dan memberikan sisa
yaitu 1,3
NaCH3COO
- - - > Na+ + CH3COO-
1,3 1,3 1,3
CH3COO-
= mol / V total = 1,3 / 33 =
0,039
Setelah
kita mendapatkan konsentrasi dari CH3COO kita dapat masukkan kedalam rumus
hidrolisis basa dengan harga ka 1 X 10-5
[OH-]
= akar KW / KA .x M(CH3COO)
= akar 1x10^-14 / 1x10^-5 X 0,039
= 6,2 X 10-6
POH = 6-
log 6,2
pH =
14-(6-log6,2)
=8,79 di genapkan menjadi 9
pH saat
melakukan percobaan adalah 9 dan saat hitung menggunakan rumus menghasilkan
8,79 yang di genapkan menjadi 9 jadi pH campuran antara CH3COOH Ddan NaOH
adalah 9
Kesimpulan
·
Suatu asam yang mempunyai pH kurang dari 7
jika ditambah basa yang pH–nya lebih dari 7, maka pH asam akan naik, sebaliknya
suatu basa jika ditambah asam, maka pH basa akan turun
·
Titrasi dihentikan tepat pada saat
indikator menunjukkan perubahan warna. Saat perubahan warna indikator disebut
titik akhir titrasi
·
Antara pH campuran saat percobaan dan di
tes dengan indikator menunjukkan pH 9 dan saat di hitung menggunakan rumus juga
menghasilkan 9
Saran
Sebelum memulai percobaan baiknya berdoa agar jalan
kegiatan dapat berjalan dengan lancar, gunakan lah baju lap dan berhati hati
saat melakukan percobaan ingat tata cara kerja di laboratorium. Serta dengarkan
intruksi dari guru pembimbing agar tidak terjadi kesalahan.
Sumber
Kimia michel purba untuk kelas XI semester 2b
LKS kimia untuk kelas XI semester 2 intan pariwara
http://iissuryani1993.blogspot.com/2012/08/laporan-pratikum-kimia.html
Nama Mita
Malinda
Kelas
XI-IPA 2
Minggu, 04 Mei 2014
TEKANAN HIDROSTATIS Membuat seperangkat pipa U
TEKANAN HIDROSTATIS
Tujuan :
menentukan hubungan antara tekanan hidrostatis (ph) dengan kedalaman (h)
menentukan hubungan antara tekanan hidrostatis (ph) dengan kedalaman (h)
Landasan teori :
Tekanan Hidrostatik adalah tekanan pada zat
cair yang diam sesuai dengan namanya (hidro: air dan statik: diam). Atau lebih
lengkapnya Tekanan Hidrostatik didefinisikan sebagai tekanan yang diberikan
oleh cairan pada kesetimbangan karena pengaruh gaya gravitasi.
Hal ini berarti setiap benda yang berada pada zat cair yang
diam, tekanannya tergantung dari besarnya gravitasi. Adakah hal lain yang
mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik? Ya ada yaitu: kedalaman/ketinggian
dan massa jenis zat cair.
Tekanan di dalam zat cair disebabkan oleh adanya gaya
gravitasi yang bekerja pada tiap bagian zat cair, besar tekanan itu bergantung
pada kedalaman, makin dalam letak suatu bagian zat cair, semakin besar tekanan
pada bagian itu. Tekanan di dalam fluida tak bergerak yang diakibatkan oleh
adanya gaya gravitasi disebut tekanan hidrostatika.
Alat dan Bahan :
·
Seperangkat pipa U
·
Mistar
·
Air
·
Gelas Beker
·
Minyak Goreng
Cara Kerja
1. Siapkan
perangkat pipa U (Selang U di sambungkan dengan corong titutup balon) dan
isilah selang dengan air berwarna. Pastikan posisi air dalam pipa U sama dengan
tingginya
2. Masukkan
Corong ke dalam air yang berada dalam gelas beker dan ukurlah kedalaman h
3. Ukurlah
tekanan hidrostatis yang di timbulkan oleh air dalam gelas dengan mengukur
jarak perbedaan ketinggian air berwarna pada pipa U misalnya ph = Δl cm air
4. Ulangi
langkah (2) (3) dengan mengubah kedalaman corong h, tetapi fluidanya tetap.
Data Hasil Pengamatan
Pada Fluida Air
No
|
h (cm)
|
ph
= Δl cm air (cm air)
|
1
|
3.5
|
1,5
|
2
|
4
|
2
|
3
|
5
|
2,5
|
4
|
5,3
|
3
|
5
|
7
|
3,5
|
Pada Fluida Minyak
No
|
h (cm)
|
ph
= Δl cm air (cm air)
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2,5
|
2
|
3
|
3,5
|
2,5
|
4
|
4
|
3
|
5
|
5
|
4
|
Pembahasan
Pada praktikum yang telah kami
lakukan dengan menggunakan Minyak dan air yang di masukkan kedalam pipa u,
dengan perbedaan tinggi dan kedalaman yang berbeda dapat kita lihat bahwa pada
percobaan fluida air saat kedalaman corong yang masuk kedalam air (h)
3.5 cm, dan tinggi fluida pada pipa u yang di sebabkan oleh tekanan hidrostatis
yang berasal dari fluida pada gelas beker 1,5 cm, dan pada kedalaman (h)
4 cm, yang menghasilkan 2 ph =
Δl cm air (cm air), begitu juga dengan
selanjutnya pada fulida air saat (h) 5 cm dan 2,5 ph = Δl cm air (cm air) , saat (h) 5,3 dan 3 ph = Δl cm air
(cm air), saat (h 7dan 3,5 ph = Δl cm air
(cm air). Jadi Semakin dalam corong masuk kedalam gelas beker yang
berisi fluida maka semakin tinggi pula tekanan yang dihasilkan semakin besar.
Begitu juga dengan Pada Fluida
Minyak semakin tinggi atau semakin dalam permukaan zat cair dalam wadah, zat
cair tersebut akan semakin besar sehingga tekanan yang di kerjakan zatcair pada
dasar wadah semakin besar. Begitu juga dengan fluida minyak saat (h) 1 1 ph = Δl cm
air (cm air) saat (h) 2,5
dan 2 ph = Δl cm air
(cm air) saat (h) 3,5 dan
2,5 ph = Δl cm
air (cm air), saat (h) 4 dan
3 ph = Δl cm air (cm air), saat (h) 5 dan 4 ph
= Δl cm air (cm air)
Kesimpulan
Tekanan Hidrostatik adalah
tekanan pada zat cair yang diam sesuai dengan namanya (hidro: air dan statik:
diam). Atau lebih lengkapnya Tekanan Hidrostatik didefinisikan sebagai tekanan
yang diberikan oleh cairan pada kesetimbangan karena pengaruh gaya gravitasi.
Semakin dalam suatu benda masuk kedalam fluida, semakin besar pula tekanan
hidrostatis yang dihasilkan. Begitu juga dengan Pada Fluida Minyak semakin
tinggi atau semakin dalam permukaan zat cair dalam wadah, zat cair tersebut
akan semakin besar sehingga tekanan yang di kerjakan zatcair pada dasar wadah
semakin besar.
Saran
Dengarkan intruksi dan arahan
dari guru agar praktikkum berjalan dengan baik. Setelah menggunakan alat alat
sebaiknya di kembalikan di letakkan di tempat semula
Sumber
http://riskafajrulummi.blogspot.com/2013/04/tekanan-hidrostatis.html
Senin, 17 Maret 2014
Mempelajari Indikator Asam-Basa dari Bahan-Bahan Alami
Judul
Mempelajari
Indikator Asam-Basa dari Bahan-Bahan Alami
Tujuan
Untuk mengetahui perubahan warna pada indikator alami
saat di campur dengan larutan asam-basa
Dasar Teori
Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam ,basa atau
netral. Kita dapat menentukan apakah zat atau senyawa itu asam, basa atau
netral dengan menggunakan indikator. Indikator ini dapat berupa indikator
universal atau lakmus biru - lakmus merah yang dibuat di laboratorium, atau
juga dapat menggunakan indikator asam-basa dengan bahan yang di dapat dari alam
seperti tumbuhan .Indikator asam-basa alami menggunakan bahan-bahan dari alam
seperti bunga sepatu, bunga mawar, bunga kamboja, bunga kenanga, bunga anggrek
hutan, kunyit dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Indikator asam-basa yang dapat memperlihatkan warna berbeda dalam
larutan yang bersifat asam dan larutan yang bersifat basa.
Alat dan Bahan
Gelas Beker
Pipet Tetes
mortal dan pastle
Kertas saring
Tabung reaksi
Larutan Asam(cuka)
Larutan Basa (Air Kapur)
Bunga kamboja, Bunga kenanga, Bunga anggrek hutan, Bunga
kol ungu, dan Kunyit
Cara Kerja
Haluskan beberapa helai mahkota bunga berwarna merah
dengan kira-kira 5 mL air suling dalam limpang porselen. Tempatkan air bunga
ini ke dalam dua tabung reaksi masing-masing sebanyak 1 mL. Ke dalam tabung
pertama, tambahkan beberapa tetes larutan cuka ; sedangkan ke dalam larutan
kedua, tambahkan larutan Air Kapur. Guncangkan tabung, kemudian amati dan catat
perubahan warna yang terjadi.
Hasil Pengamatan
Nama
Bunga
|
Warna Air
Bunga
|
Warna
Air Bunga + Larutan Cuka
|
Warna
Air Bunga + Air Kapur
|
Kamboja
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
Kamboja
Merah
|
Merah
Bata
|
Merah
Bata
|
Coklat
|
Kol
Ungu
|
Ungu
|
Merah
Keunguan
|
Hijau
|
Kenanga
|
Coklat
muda
|
Coklat
Muda
|
Kuning
|
Anggrek
Hutan
|
Coklat
Pudar
|
Pink
muda
|
Kuning
|
Kunyit
|
Kuning
|
Kuning
|
Orange
|
Analisis Data/Pertanyaan
Dari pengujian dengan air bunga, air bunga yang manakah
yang dapat digunakan sebagai indikator asam-basa yang baik? Jelaskan jawabanmu
-> bunga Kol Ungu, karna warna asli dari bunga Kol
ungu itu berwarna ungu setelah di campur larutan asam(cuka) berubah menjadi
warna merah keunguan dan saat di campur lagi dengan larutan basa(air kapur)
dari warna ungu berubah menjadi berwarna Hijau. Karena pada ekstrak bunga
tersebut mengalami perubahan warna saat ditetesi dengan larutan asam maupun
basa. Suatu bahan dapat dijadikan indikator asam basa atau tidak, yakni jika
dengan ditambah atau dikurangi ion H+, larutan bahan itu akan berubah warna.
Perubahan warna ini terjadi karena
adanya pergeseran kesetimbangan ke kiri jika ditambah ion H⁺ dan ke kanan jika
ion H⁺ berkurang atau bertambahnya ion OH¯.
Pembahasan
Berbagai bagian dari tumbuhan yang berwarna dapat
digunakan sebagai indikator asam basa. Pada umumnya bahan yang dengan warna
mencolok memiliki sifat memberikan warna yang berbeda pada suasana asam dan
basa. karna pada kelopak bunga tumbuhan memiliki pigmen sehingga ketika
diekstrak menghasilkan berbagai warna.
indikator itu dibagi menjadi 2 macam, yaitu indikator
alami dan indikator buatan.
a. Indikator
Alami
Indikator alami yaitu indikator yang berasal dari
bahan-bahan alami, dimana cara memperolehnya yaitu dengan cara mengekstrak.
Prinsip indikator adalah bahan yang memberikan warna berbeda pada zat yang
bersifat asam dan basa. Indikator alami yang biasa dipakai dalam pengujian asam
basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan,umbi-umbian,
kulit buah dan dedaunan.
b. Indikator
Buatan
Indikator buatan yaitu indikator siap pakai yang sudah
dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contohnya adalah kertas
lakmus, indikator universal, larutan indikator, pH meter.
Pada percobaan ini kami akan menggunakan indikator dari
yang alami yaitu yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada percobaan kali ini kami
menggunakan bunga Kamboja kuning, kamboja merah, kol ungu, kenanga, dan kunyit
sebagai indikator asam dan basa.
--> Dari hasil penelitian kami, Bunga Kamboja Kuning yang
warna awalnya adalah kuning saat di tetesi larutan asam(cuka) memberikan warna
kuning sedangkan saat di tetesi larutan basa(air kapur) juga tetap berwarna
kuning yang berarti bunga kamboja kuning ini kurang baik atau tidak dapat di
jadikan indikator asam-basa karna tidak berubah saat di tetesi larutan asam
maupun basa.
-->Bunga Kamboja Merah setelah di perah dengan kertas saring
menghasilkan warna merah bata saat di tetesi larutan asam(cuka) tetap berwarna
merah bata dan saat di tetesi larutan basa(air kapur) berubah menjadi coklat,
pada bunga kamboja merah ini tidak sama dengan kamboja kuning yang saat di
larutkan asam-basa tetap berwarna kuning, pada kamboja merah ini bisa di
jadikan indikator asam- basa karna memiliki warna yang lumayan mencolok .
--> Pada bunga kol ungu warna aslinya berwarna ungu tetapi
saat di campur dengan larutan asam(cuka) berubah menjadi warna merah keunguan
dan saat di campur dengan larutan basa(air kapur) berubah juga menjadi warna
hijau, berarti bunga kol ungu ini bisa menjadi indikator asam-basa yang baik karna mengandung pigmen
yang membuat bunga kol ini memiliki warna yang mencolok yang saat di uji dengan larutan asam-basa dengan mudah dapat
berubah warna
--> Bunga kenanga ini saat di peras berwarna coklat muda dan
saat di teteskan larutan asam(cuka) menggunakan pipet tetes tetap berwarna
merah muda dan saat di larutan basa(air kapur) menggunakan pipet tetes berubah
menjadi warna kuning, bunga kenanga ini dapat di jadikan indikator asam-basa
-->Bunga Anggrek Hutan, warna air bunga berwarna coklat
pudar saat di tetesi larutan asam(cuka) berubah menjadi warna merah muda
sedangkan saat di tetesi larutan basa(air kapur) berubah menjadi kecoklatan.
Pada percobaan bunga anggrek hutan ini karna saat di campur larutan asam dan
basa menghasilkan warna yang berbeda yaitu merah muda(asam) dan
kecoklatan(basa) maka bisa jadikan indikator asam-basa
-->Kunyit ini saat di peras menggunakan kertas saring
menghasilkan warna kuning dan saat di campurkan dengan larutan asam(cuka) tetap
berwarna kuning sedangkan saat di tetesi dengan larutan basa(air kapur) berubah
menjadi warna orange. Kunyit ini juga dapat menjadi indikator asam-basa.
Kesimpulan
Tidak semua tumbuhan dapat menajdi indikator yang baik hanya
tumbuhan dengan warna yang mencolok yang dapat dijadikan sebagai indikator yang
baik, karna pada kelopak bunga tumbuhan memiliki pigmen sehingga ketika
diekstrak menghasilkan berbagai warna.
Indikator asam-basa
yang baik dapat memperlihatkan
warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam dan larutan yang bersifat basa.
Menggunakan bunga yang dari jenis yang sama belum tentu
sama dan bisa menjadi indikator asam-basa , seperti saat percobaan kamboja
kuning saat di campur larutan asam(kuning) basa(kuning) sedangkan kamboja merah
di campur larutan asam(merah bata) basa(coklat).
Bunga yang dapat di gunakan menjadi indikator yang baik
yaitu bunga kol karna saat di campur larutan asam(merah keunguan) basa(hijau)
dengan warna awal ungu
Bunga yang tidak dapat menjadi indikator asam-basa adalah
bunga kamboja kuning karna saat di campur larutan asam(kuning) basa(kuning)
dengan warna awal kuning tidak berubah sama sekali
Bunga kenanga, anggrek hutan, dan kunyit dapat di jadikan
indikator asam-basa karena saat di campur larutan asam-basa warna bunga
tersebut berubah.
Saran
setelah melakukan praktikku, bersihkan alat alat yang
telah di gunakan dan kembalikan ketempat asalnya. Dan saat memulai praktikkum
mulailah dengan berdoa agar percobaan bisa berjalan dengan lancar dan hikmah,
insyaallah amin
Sumber
http://tuins.blogspot.com/2009/09/indikator-asam-basa-alami.html
Buku Kimia penerbit Erlangga, Michael Purna, Ktsp 2006.
Nama : Mita Malinda
Kelas : XI-IPA 2
Langganan:
Postingan (Atom)