Senin, 17 Maret 2014

Mempelajari Indikator Asam-Basa dari Bahan-Bahan Alami

Judul
Mempelajari Indikator Asam-Basa dari Bahan-Bahan Alami

Tujuan
Untuk mengetahui perubahan warna pada indikator alami saat di campur dengan larutan asam-basa

Dasar Teori
Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam ,basa atau netral. Kita dapat menentukan apakah zat atau senyawa itu asam, basa atau netral dengan menggunakan indikator. Indikator ini dapat berupa indikator universal atau lakmus biru - lakmus merah yang dibuat di laboratorium, atau juga dapat menggunakan indikator asam-basa dengan bahan yang di dapat dari alam seperti tumbuhan .Indikator asam-basa alami menggunakan bahan-bahan dari alam seperti bunga sepatu, bunga mawar, bunga kamboja, bunga kenanga, bunga anggrek hutan, kunyit dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Indikator asam-basa  yang dapat memperlihatkan warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam dan larutan yang bersifat basa.

Alat dan Bahan
Gelas Beker
Pipet Tetes
mortal dan pastle
Kertas saring
Tabung reaksi
Larutan Asam(cuka)
Larutan Basa (Air Kapur)
Bunga kamboja, Bunga kenanga, Bunga anggrek hutan, Bunga kol ungu, dan Kunyit

Cara Kerja
Haluskan beberapa helai mahkota bunga berwarna merah dengan kira-kira 5 mL air suling dalam limpang porselen. Tempatkan air bunga ini ke dalam dua tabung reaksi masing-masing sebanyak 1 mL. Ke dalam tabung pertama, tambahkan beberapa tetes larutan cuka ; sedangkan ke dalam larutan kedua, tambahkan larutan Air Kapur. Guncangkan tabung, kemudian amati dan catat perubahan warna yang terjadi.

Hasil Pengamatan
Nama Bunga
Warna Air Bunga
Warna Air Bunga + Larutan Cuka
Warna Air Bunga + Air Kapur
Kamboja Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kamboja Merah
Merah Bata
Merah Bata
Coklat
Kol Ungu
Ungu
Merah Keunguan
Hijau
Kenanga
Coklat muda
Coklat Muda
Kuning
Anggrek Hutan
Coklat Pudar
Pink muda
Kuning
Kunyit
Kuning
Kuning
Orange


Analisis Data/Pertanyaan
Dari pengujian dengan air bunga, air bunga yang manakah yang dapat digunakan sebagai indikator asam-basa yang baik? Jelaskan jawabanmu
-> bunga Kol Ungu, karna warna asli dari bunga Kol ungu itu berwarna ungu setelah di campur larutan asam(cuka) berubah menjadi warna merah keunguan dan saat di campur lagi dengan larutan basa(air kapur) dari warna ungu berubah menjadi berwarna Hijau. Karena pada ekstrak bunga tersebut mengalami perubahan warna saat ditetesi dengan larutan asam maupun basa. Suatu bahan dapat dijadikan indikator asam basa atau tidak, yakni jika dengan ditambah atau dikurangi ion H+, larutan bahan itu akan berubah warna. Perubahan warna  ini terjadi karena adanya pergeseran kesetimbangan ke kiri jika ditambah ion H⁺ dan ke kanan jika ion H⁺ berkurang atau bertambahnya ion OH¯.

Pembahasan
Berbagai bagian dari tumbuhan yang berwarna dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Pada umumnya bahan yang dengan warna mencolok memiliki sifat memberikan warna yang berbeda pada suasana asam dan basa. karna pada kelopak bunga tumbuhan memiliki pigmen sehingga ketika diekstrak menghasilkan berbagai warna.
indikator itu dibagi menjadi 2 macam, yaitu indikator alami dan indikator buatan.
a.       Indikator Alami
Indikator alami yaitu indikator yang berasal dari bahan-bahan alami, dimana cara memperolehnya yaitu dengan cara mengekstrak. Prinsip indikator adalah bahan yang memberikan warna berbeda pada zat yang bersifat asam dan basa. Indikator alami yang biasa dipakai dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan,umbi-umbian, kulit buah dan dedaunan.
b.      Indikator Buatan
Indikator buatan yaitu indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contohnya adalah kertas lakmus, indikator universal, larutan indikator, pH meter.
Pada percobaan ini kami akan menggunakan indikator dari yang alami yaitu yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada percobaan kali ini kami menggunakan bunga Kamboja kuning, kamboja merah, kol ungu, kenanga, dan kunyit sebagai indikator asam dan basa.

 --> Dari hasil penelitian kami, Bunga Kamboja Kuning yang warna awalnya adalah kuning saat di tetesi larutan asam(cuka) memberikan warna kuning sedangkan saat di tetesi larutan basa(air kapur) juga tetap berwarna kuning yang berarti bunga kamboja kuning ini kurang baik atau tidak dapat di jadikan indikator asam-basa karna tidak berubah saat di tetesi larutan asam maupun basa.

   -->Bunga Kamboja Merah setelah di perah dengan kertas saring menghasilkan warna merah bata saat di tetesi larutan asam(cuka) tetap berwarna merah bata dan saat di tetesi larutan basa(air kapur) berubah menjadi coklat, pada bunga kamboja merah ini tidak sama dengan kamboja kuning yang saat di larutkan asam-basa tetap berwarna kuning, pada kamboja merah ini bisa di jadikan indikator asam- basa karna memiliki warna yang lumayan mencolok .

  --> Pada bunga kol ungu warna aslinya berwarna ungu tetapi saat di campur dengan larutan asam(cuka) berubah menjadi warna merah keunguan dan saat di campur dengan larutan basa(air kapur) berubah juga menjadi warna hijau, berarti bunga kol ungu ini bisa menjadi indikator  asam-basa yang baik karna mengandung pigmen yang membuat bunga kol ini memiliki warna yang mencolok yang saat di uji  dengan larutan asam-basa dengan mudah dapat berubah warna

  --> Bunga kenanga ini saat di peras berwarna coklat muda dan saat di teteskan larutan asam(cuka) menggunakan pipet tetes tetap berwarna merah muda dan saat di larutan basa(air kapur) menggunakan pipet tetes berubah menjadi warna kuning, bunga kenanga ini dapat di jadikan indikator asam-basa

 -->Bunga Anggrek Hutan, warna air bunga berwarna coklat pudar saat di tetesi larutan asam(cuka) berubah menjadi warna merah muda sedangkan saat di tetesi larutan basa(air kapur) berubah menjadi kecoklatan. Pada percobaan bunga anggrek hutan ini karna saat di campur larutan asam dan basa menghasilkan warna yang berbeda yaitu merah muda(asam) dan kecoklatan(basa) maka bisa jadikan indikator asam-basa

 -->Kunyit ini saat di peras menggunakan kertas saring menghasilkan warna kuning dan saat di campurkan dengan larutan asam(cuka) tetap berwarna kuning sedangkan saat di tetesi dengan larutan basa(air kapur) berubah menjadi warna orange. Kunyit ini juga dapat menjadi indikator asam-basa.


Kesimpulan
Tidak semua tumbuhan dapat menajdi indikator yang baik hanya tumbuhan dengan warna yang mencolok yang dapat dijadikan sebagai indikator yang baik, karna pada kelopak bunga tumbuhan memiliki pigmen sehingga ketika diekstrak menghasilkan berbagai warna.
Indikator asam-basa  yang  baik dapat memperlihatkan warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam dan larutan yang bersifat basa.
Menggunakan bunga yang dari jenis yang sama belum tentu sama dan bisa menjadi indikator asam-basa , seperti saat percobaan kamboja kuning saat di campur larutan asam(kuning) basa(kuning) sedangkan kamboja merah di campur larutan asam(merah bata) basa(coklat).
Bunga yang dapat di gunakan menjadi indikator yang baik yaitu bunga kol karna saat di campur larutan asam(merah keunguan) basa(hijau) dengan warna awal ungu
Bunga yang tidak dapat menjadi indikator asam-basa adalah bunga kamboja kuning karna saat di campur larutan asam(kuning) basa(kuning) dengan warna awal kuning tidak berubah sama sekali
Bunga kenanga, anggrek hutan, dan kunyit dapat di jadikan indikator asam-basa karena saat di campur larutan asam-basa warna bunga tersebut berubah.

Saran
setelah melakukan praktikku, bersihkan alat alat yang telah di gunakan dan kembalikan ketempat asalnya. Dan saat memulai praktikkum mulailah dengan berdoa agar percobaan bisa berjalan dengan lancar dan hikmah, insyaallah amin
Sumber
http://tuins.blogspot.com/2009/09/indikator-asam-basa-alami.html
Buku Kimia penerbit Erlangga, Michael Purna, Ktsp 2006.





















Nama : Mita Malinda


jari3.jpgKelas : XI-IPA 2

0 komentar:

Posting Komentar